11 April 2008

Waspadai Penyakit Menular Melalui Air

Oleh: ARDA DINATA
AIR bersih merupakan salah satu sumber kehidupan mahluk hidup, termasuk manusia. Konsekuensinya, bila air yang kita konsumsi telah tercemar maka kehidupan manusia akan terganggu. Kondisi demikian akan menjadi ancaman kesehatan manusia, bila tidak segera dipulihkan. Apalagi saat ini kondisi lingkungan kita telah memasuki musim hujan, yang biasanya mudah sekali terjadi pencemaran air di sana-sini, seperti banjir.

Lebih jauh, air yang telah tercemar, baik oleh senyawa organik maupun anorganik akan menjadi media yang cocok untuk berkembangbiak berbagai penyakit. Air yang tercemar dapat berupa air yang tergenang dan air yang mengalir. Menurut Wisnu Arya Wardana (1999), penyakit menular akibat pencemaran air itu dapat terjadi karena berbagai macam sebab. Pertama, air merupakan tempat berkembangbiaknya mikroorganisme, termasuk mikroba patogen. Kedua, air yang telah tercemar tidak dapat digunakan sebagai air pembersih, sedangkan air bersih sudah tidak mencukupi sehingga kebersihan manusia dan lingkungannya tidak terjamin, yang pada akhirnya menyebabkan manusia mudah terserang penyakit.

Berikut ini beberapa macam penyakit menular melalui air.

1. Kolera.

Penyakit kolera adalah penyakit menular yang menyerang usus halus. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian dalam waktu singkat. Keberadaannya akan menjadi wabah apabila tidak segera ditangani secara serius. Buktinya, sebelum ditemukannya antibiotik, angka kematian akibat kolera mencapai 50 persen.

Masa inkubasi penyakit kolera sangat cepat. Dari hanya beberapa jam sampai beberapa hari setelah penderita terinfeksi oleh bakteri kolera. Penderita kolera ditandai dengan muntah-muntah dan berak terus menerus (muntaber) yang menyebabkan dehidrasi parah, sehingga penderita menjadi kolaps dan akhirnya meninggal.

Walaupun telah ditemukan vaksinasi untuk pencegahan penyakit kolera dan antibiotik untuk penyembuhannya, namun penyakit ini masih sering menjadi wabah di beberapa daerah. Hal ini disebabkan masih rendahnya kesadaran akan pentingnya arti kebersihan lingkungan, vaksinasi, dan kebutuhan gizi yang baik. Penularan penyakit kolera ini, bisa terjadi secara langsung melalui orang ke orang, dapat pula melalui lalat, air, makanan, dan minuman.

2. Disenteri Amoeba.

Penyakit disenteri amoeba merupakan jenis penyakit menular yang menyerang perut. Penyakit ini tersebar ke seluruh dunia. Penyebab penyakit ini bukan karena bakteri maupun virus, namun disebabkan oleh protozoa yang dapat membentuk kista. Mikroba patogen jenis protozoa ini disebut Entamoeba histolitica.

Orang yang terkena disenteri amoeba memprlihatkan gejala berupa buang air besar yang disertai dengan lendir dan darah. Penderita penyakit ini tidak mengalami dehidrasi, kecuali pada disentri basilaris. Walau demikian, ada kalanya penyakit disentri amoeba ini tidak disertai dengan gejala yang nyata sehingga seringkali menjadi kronis. Bila penderita penyakit ini tidak segera diobati, maka akan menyebabkan komplikasi, antara lain terjadi abses pada hati, radang otak, dll.

Penyebaran penyakit ini, sangat mudah. Dapat melalui jalur air (seperti pada saat banjir), makanan dan minuman yang telah terkontaminasi/terkotori oleh kotoran yang berisi kista amoeba yang dibawa lalat. Bahayanya, keberadaan amoeba ini dapat bertahan lama di luar tubuh manusia. Sebab terbentuknya kista tersebut dapat melindungi dirinya (baca: memiliki daya tahan kuat sekali).

3. Tiphus Abdominalis.

Penyakit tiphus merupakan penyakit menular yang menyerang usus halus seperti halnya kolera. Namun, angka kematian akibat penyakit ini masih lebih rendah dari angka kematian akibat kolera. Upaya pemberantasan penyakit tiphus ini, seringkali dihadapkan pada persoalan adanya pembawa penyakit (baca: carier) bakteri tiphus. Bakteri ini untuk sementara waktu bersembunyi pada batu ginjal, kandung kemih atau pada kandung empedu.

Proses penyebarannya ialah, bisa melalui bau pada waktu buang air besar atau buang air kecil, bakteri tersebut mungkin akan ikut keluar dan menyebar ke lingkungan. Sehingga patut kita ingat, bahwa keberadaan bakteri tiphus ini dapat bertahan lama di luar tubuh manusia karena daya tahan bakteri ini sangat kuat. Pencegahannya, lakukanlah vaksinasi manakala terjadi wabah.

4. Penyakit Cacingan (Ascariasis).

Ascariasis ini dapat terjadi karena keadaan sanitasi lingkungan yang kotor dan tercemar. Penyakit cacingan ini menyerang tidak mengenal usia. Mulai anak-anak, orang dewasa, dan orang tua memiliki peluang yang sama terserang penyakit ini. Namun, kasus terjadinya penyakit cacingan ini lebih sering diderita anak-anak. Sebab mereka lebih sering bermain dengan tanah dan sulit menjaga kebersihan dirinya.

Penyakit cacingan mudah sekali menular. Sebab sekira 200.000 butir telur yang dikeluarkan oleh cacing betinanya itu akan ikut keluar dari usus pengindap penyakit cacingan bersama tinjanya.

Manusia yang terinfeksi cacing ini disebabkan tertular telur cacing yang terdapat pada minuman atau makanan, sayuran, dan buah-buahan yang telah terkontaminasi telur cacing ascaris. Selanjutnya, telur yang sampai di usus akan menetas dan menjadi larva yang akan menembus dinding perut dan masuk ke pembuluh darah. Melalui pembuluh darah ini, larva akan menuju ke hati. Kemudian ke dinding jantung kanan terus ke paru-paru. Dari paru-paru, larva cacing masuk ke saluran pernafasan terus ke tenggorokan. Dan akhirnya kembali ke rongga perut (usus) sampai menjadi dewasa serta berkembangbiak.

Gejala penyakit cacing ditandai dengan batuk ringan (karena masuknya larva ke dalam sistem pernafasan), berak (disebabkan adanya cacing dewasa), dan biasanya kondisi tubuhnya menurun (karena makanan yang berada di usus ikut dimakan oleh cacing).

5. Trachoma.

Penyakit ini timbul terutama karena kurangnya persediaan air bersih, seperti yang sering terjadi dan menyerang masyarakat pada daerah banjir. Penyakit trachoma ialah penyakit mata yang menyerang selaput lendir dan selaput bening mata.

Penyakit trachoma ini disebabkan oleh virus trachoma. Pada awalnya penyakit ini, hampir tidak menimbulkan keluhan pada penderitanya. Namun, pada keadaan yang terus berlanjut, akan mengakibatkan peradagangan pada mata. Langkah pengobatan terhadap penyakit ini segera dilakukan, sebab bila terlambat diobati mungkin akan mengakibatkan cacat, bahkan bisa berlanjut mengakibatkan kebutaan.

Penyakit tersebut mudah sekali menyerang anak-anak yang stamina/gizinya buruk, terutama kekurangan vitamin A dan minim menjaga kebersihan dirinya. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi secara langsung dari penderita ke orang lain melalui tangan, pakaian atau sapu tangan. Penularan penyakit mata ini akan lebih mudah lagi terjadi, bila kekurangan air bersih akibat air lingkungan yang telah tercemar, terutama di daerah banjir dan daerah kumuh.

6. Scabies.

Penyakit scabies atau kudis merupakan penyakit kulit yang mudah menular melalui kontak langsung atau melalui pakaian, sapu tangan, atau tempat tidur yang digunakan penderita scabies.

Penyakit kudis ini disebabkan oleh kekurangan air bersih. Penyakit ini disebabkan oleh sarcoptes scabei, sejenis kutu kecil/tungau. Kutu ini masuk ke dalam kulit dan memakan jaringan kulit yang kemudian “meninggalkan” telur-telurnya di dalam kulit.
Pencegahannya yaitu dengan membiasakan membersihkan diri (mandi) secara bersih. Menggunakan air yang bersih merupakan cara terbaik untuk menghindari terkena penyakit scabies. Begitu juga dengan pakaian, hendaknya orang membiaskan diri untuk menggunakan pakaian yang bersih.

7. Polliomyelitis.

Penyakit ini, lebih dikenal dengan penyakit polio. Sering kali penyakit ini menyerang anak-anak dan menyebabkan kelumpuhan. Gejalanya sangat bervariasi, dapat berupa demam ringan seperti influenza sampai pada kelumpuhan ringan dan berat yang menyebabkan cacat pada tungkai bawah.

Kebersihan lingkungan dan keadaan gizi baik sangat membantu dalam menangkal penyakit polio, terutama pada anak-anak. Vaksinasi polio sudah barang tentu sangat berguna untuk membantu ketahanan tubuh terhadap penyakit polio ini.

8. Hepatitis A.
Penyakit ini dapat menular secara langsung dari orang ke orang, juga bisa melalui air yang telah tercemar atau melalui makanan yang telah terkontaminasi oleh virus hepatitis. Hebatnya virus ini, walaupun pengolahan air minum sudah melalui proses chlorinasi (baca: proses pembunuhan kuman), air minum sudah terbebaskan dari bakteri, namun ternyata tetap ada virus hepatitis A di dalam air minum tersebut.

Penyakit hepatitis A ini ditandai oleh demam yang disertai rasa mual dan muntah. Hati penderita menjadi bengkak, bola mata pun menjadi kuning. Warna kuning ini menjalar ke permukaan kulit. Orang awam menyebutnya dengan penyakit kuning.

Hepatitis A yang telah parah akan merusak hati, akibatnya menyebabkan melemahnya tubuh penderita. Tubuh menjadi kurus dan perut membesar. Dengan rusaknya hati, maka aliran dari venaporta tersumbat dan cairan tubuh terkumpul di rongga perut sehingga terjadilah pembengkakan.

Akhirnya, dengan mengetahui beberapa penyakit yang berhubungan dengan kebersihan air tersebut, kita diharapkan untuk dapat menjaga kondisi air bersih yang sehari-hari kita konsumsi dan gunakan. Apakah benar-benar telah terbebas dari virus, bakteri dan protozoa yang dapat menyebabkan penyakit menular yang bersumber dari air? Lebih-lebih saat ini, kondisi lingkungan yang banyak hujan dan menyebabkan banjir di beberapa tempat. Tentu hal ini sangat berpotensi mewabahnya penyakit tersebut. Semoga tidak terjadi. ***
Penulis adalah dosen di Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL) Kutamaya.
Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.
ADA EBOOK GRATIS SEBAGAI BONUS YANG WAJIB ANDA BACA:

1 komentar:

Unknown mengatakan...

jadi hepatitis A itu penyebarannya bisa melalui air yang kita konsumsinya..